Medan, Pelitaharian.id – Tantangan yang harus dihadapi bangsa ini di era sekarang mulai dari ketersediaan pangan, krisis energi, bencana alam, penyakit menular, perang hingga pemaksaan ideologi. Indonesia harus segera mendaulatkan diri merdeka baik secara pangan, maupun secara politik, juga harus kuat dan sigap mengikuti perubahan zaman dan perkembangan teknologi.
Hal ini dikemukakan salah seorang politisi PDI Perjuangan Sugianto Makmur, Minggu (27/2/2022) dalam menyikapi situasi dan kondisi yang dihadapi bangsa ini, baik era sekarang maupun akan datang.
Tantangan dari sisi ketersediaan pangan, Sugianto makmur yang juga anggota Komisi B DPRD Sumut membidangi perekonomian ini menyebutkan, lahan untuk menghasilkan bahan pangan semakin sempit, sementara jumlah manusia semakin banyak. Bahkan lahan yang ada tidak semakin subur, akibat pupuk yang berlebihan dan tercemar, mengakibatkan produktivitas menurun. Demikian halnya sumber air semakin tidak teratur, karena pengaruh El Nino dan La Nina juga tidak membantu.
Menurutnya, perlu dilakukan menata pertanian, peternakan dan perikanan agar efisien, banyak dan berkualitas serta murah, yaitu dengan menghidupkan lahan tidur supaya produktif. Kita harus menggunakan keuntungan hidup di Negara Khatulistiwa ini. Masa sawah Indonesia hanya sekali tanam, moratorium sawit, kembangkan tanaman pangan lainnya. Apalagi tanaman sayur, herbal, buah-buahan menyimpan potensi besar.
Dalam hal ini, menurut Sugianto lagi, perlu manajemen produk hasil pertanian dan peternakan, serta perikanan akan membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Ini akan menggeser Indonesia ke tangga yang lebih tinggi, karena didukung jalan-jalan tol akan membawa efisiensi dalam logistik hasil pertanian. Dengan subsidi dan mengembangkan industri pengolahan produk pertanian, peternakan dan perikanan, akan menggeser kita lebih tinggi lagi. Industri akan semakin berkembang. “Kita tidak usah bermimpi tentang industri mobil atau pesawat terbang dulu, karena itu akan terjadi dengan sendirinya, ketika atmosfir dunia usaha sudah sehat dan efisien,” ungkapnya.
Bangsa ini juga perlu menguatkan dunia pendidikan, guna membentuk generasi muda dan berharap anak-anak seperti apa, seperti itu kita memfokuskan sistem pendidikan. Sekarang ini tidak perlu buku cetakan yang berat-berat, negara bisa mendistribusikan e-book, berwarna, jelas dan gampang dibawa kemana-mana. “Mendidik anak-anak menjadi generasi yang cerdas, mandiri, toleran tapi berprinsip, maka Indonesia akan memiliki masa depan yang cerah dan berpengharapan. Siap atau tidak, itu akan terjadi. Hasil ujian bukan sekedar nilai di buku rapor, tapi bisa jadi seberapa banyak orang yang bertahan hidup, bahkan apakah Bangsa ini masih exist atau tidak,” ujarnya.
Sugianto Makmur juga menilai, krisis energi akan membuat manusia semakin giat mencari sumber energi baru, sebab Batubara dan minyak bumi akan semakin berkurang, bahkan minyak nabati menjadi rebutan antara menjadi pangan atau energi. Sementara energi air diharapkan tidak bisa lagi diandalkan, karena hutan-hutan sudah rusak.
Dengan alam yang kondisi saat ini ‘compang camping’, katanya, tidak jarang terdengar banjir dan longsor, angin puting beliung, bahkan gempa juga semakin mengancam, karena sekarang jauh lebih banyak manusia dan bangunan-bangunan yang tidak dibangun untuk mengurangi resiko gempa. Contohnya Tsunami sebagai akibat dari gempa juga bukan ancaman kecil, terbukti dari Tsunami Aceh.
Tantangan lainnya, ungkap anggota FPDI Perjuangan DPRD Sumut ini, penyakit menular berasal dari virus terus bermutasi mengancam tanaman, hewan dan manusia. Segala jenis varian baru yang gampang menular dan mematikan, ancaman yang berat. Bila ada virus baru yang menyerang padi, tentu akan mengakibatkan kelaparan dunia dan kematian. “Masih segar di pikiran kita, Virus ASF yang menyerang ternak babi, mengguncang perekonomian masyarakat peternak babi. Virus itu sangat menular dan mematikan. Kemudian Covid sampai sekarang masih terus bermutasi. Sepertinya kita perlu ahli yang mengerti dan bisa memprediksi perilaku mutasi virus. Kita perlu laboratorium dan tim yang cerdas, karena sebuah varian mematikan, bisa berakibat runtuhnya peradaban manusia,” ungkapnya.
Dari sisi ideology, Sugianto Makmur melihat. manusia sulit bersepakat tentang bagaimana sebaiknya mereka hidup. Semua mau hidup baik tapi menganggap cara dan pemahaman merekalah yang terbaik. Ideologi bisa memicu berbagai krisis politik dan krisis sosial, yang secara langsung atau tidak langsung akan memicu perang. Pada zaman dahulu, perang memperebutkan sumber daya alam. Pada masa sekarang, paham ideologi untuk kepentingan politik bisa menjadi sumber (yang tidak habis-habisnya) ancaman terjadinya perang.
Perang di masa dulu, dengan tombak dan pedang. Lalu berkembang dengan senjata api. Perang dunia Kedua ditutup dengan Bom Nuklir. Perang Dunia Ketiga, apakah akan memakai nuklir juga, Kehancuran yang tak terbayangkan. Alasan Amerika dan Rusia membuat senjata nuklir sepertinya bisa menjadi penyebab hancurnya dunia, bila perang dunia kembali terjadi. Karena perang kecil saja bisa menyebabkan krisis ekonomi, krisis sosial dan berbagai krisis global. (Rmi)