Uncategorized

IDI Medan: Tempat Pengungsian Dikuatirkan Jadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19

1
×

IDI Medan: Tempat Pengungsian Dikuatirkan Jadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19

Sebarkan artikel ini

Foto: Ketua IDI Kota Medan

Medan – Seiring banjir besar melanda sejumlah daerah di Sumatera Utara akibat intensitas hujan tinggi, tempat pengungsian dikuatirkan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19, karena jarak antar pengungsi berdekatan saat di posko pengungsian.

“Masyarakat diminta tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19, karena terjadi penumpukan warga yang menjadi korban banjir di posko-posko pengungsian,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan dr. Wijaya Juwarna SpTHT-KL kepada wartawan, Sabtu kemarin di Medan.

Kondisi lain yang membuat seseorang di pengungsian banjir lebih rentan tertular Covid-19, lanjut Wijaya, saat kebersihan dan sirkulasi udara di lokasi pengungsian tidak terjaga dengan baik. “Kita harus waspada dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, mengingat kasusnya meningkat, para dokter di bulan ini kembali kehilangan beberapa sejawatnya,” katanya.

Dia menyebutkan, penyakit yang berpotensi muncul saat banjir adalah diare, karena sumber air minum masyarakat, khususnya dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar. Pada saat banjir, banyak yang mengungsi, sehingga fasilitas dan ketersediaan air terbatas. Hal itu memicu munculnya penyakit diare disertai penularan yang cepat.

Selain itu, katanya, pada saat musim hujan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti atau nyamuk penular penyakit demam berdarah. Musim hujan banyak sampah, misalnya kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu. Genangan air  itu menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, dapat meningkatkan risiko penularan DBD seiring meningkatnya populasi nyamuk.

Kemudian, lanjutnya, penyakit yang rentan adalah leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan/binatang terutama Tikus melalui kotoran atau air kencingnya.

Penyakit rentan lainnya, kata Wijaya, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam, kalau berat dapat atau mungkin disertai sesak napas, nyeri dada dan lain-lain. Kemudian penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid.

Penyakit yang muncul saat musim banjir atau hujan, tambahnya, memburuknya penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita, karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan. Karena itu, pastikan untuk selalu cuci tangan dan kaki dengan bersih, jaga kebersihan lingkungan, makanan dan tempat tinggal, serta tetap disiplin melakukan protokol kesehatan. (cut)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *