Uncategorized

Aliran Sungai dan Parit di Langsa Banyak Tumpukan Sampah

2
×

Aliran Sungai dan Parit di Langsa Banyak Tumpukan Sampah

Sebarkan artikel ini

LANGSA, pelitaharian.idAncaman banjir kiriman masih, meresahkan warga yang berdomisili dibantaran Krueng Langsa, sedangkan warga korban banjir pada Sabtu dan Minggu (02/01) kemarin, masih khawatir dengan cuaca yang belum benar benar “bersahabat”.

Sesuai data dikutip dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengumumkan bahwa, curah hujan sedang lagi extrim dan kita wajib waspada.

Hal ini yang harus diwas padai terutamanya masyarakat yang tinggal di daerah Kota Langsa, Aceh Timur dan Gayo Lues ini. Kerana debit kapasitas curah hujan terlalu tinggi, terjadi lah banjir, seperti yang diala mi oleh beberapa desa warga di Kecama tan Langsa Baro.

Berdasarkan hasil investigasi sejumlah wartawan bahwa, banjir yang terjadi pada hari sabtu dan ming gu kemarin, air mencapai ketinggian air 1/2 meter. Namun tidak sedikit membuat warga kocar kacir, akibat dari curahan air hujan melimpah deras, dari perbukitan Podok Nias, Alue Rimueng dan kebun sawit Timbang Langsa.

Tidak dapat dipungkiri bahwa, aliran air hujan tersebut mencari tempat yang terendah dan secara geografis mengalir diben tangan garis pingiran per batasan antara lahan per kebunan dengan pemuki man masyarakat. Air yang biasanya lancar mengalir melalui parit (drainase), saat itu tidak mampu menampung debit curahan air hujan terus menerus, tergolong tinggi selama sepekan ini di daerah Langsa.

Bahkan para wartawan menyaksikan, dibeberapa  persimpangan drainase ataupun, riol riol besar yang selama ini air lancar mengalir, tersumbat dengan sampah dan ranting kayu serta pelepah sawit. Sehingga, air pun tidak tau kemana mengalir, hingga mengenangi kerumah rumah warga.

Menurut keterangan bebe rapa warga yang berhasil diserap wartawan, dilokasi berbeda bahwa,  air yang menerobos perumahan penduduk itu berasal dari parit besar yang sudah tidak tertam pung lagi. Biasanya air dari parit itu kalau penuh, melimpah ke dalam waduk penampungan Belanda, didepan Rumah Sakit Cut Meutia PTP N-I kebun baru.

“Sekarang waduk itu sudah ditimbun (tutup), bahkan disisi pinggir parit besar tersebut juga sudah di “benteng” dengan pagar beton. Sehingga air tidak mengalir dan terba gi, ke dalam waduk Belan da itu lagi, ujar fodah warga dusun Pahlawan.

Dilokasi lain  salah seora ng warga mengatakan, “Saya sudah 20 tahun tinggal disini,atidak pernah tergenang air segitu lama, baru inilah airnya tinggi dan deras”, ketus warga Perumnas yang enggan, ditulis namanya, pada Senin (04/01/2021).

Sedangkan Nasruddin selaku Ketua dari Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM) yang ikut dalam tim investigasi mengata kan, Banjir di beberapa kawasan Kota Langsa di sebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya, terja di penyumbatan dijumlah saluran (Drainase)  yang tak mampu menampung debit air di kawasan pemukiman warga.

Menurutnya, kini yang harus dilakukan agar kita dapat bahu membahu, antara Pemerintah Kota Langsa dengan PTP N-I, dan PT. Timbang Langsa, serta masyarakat untuk mencari solusi mengatasi banjir dadakan dan menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah di saluran air.

Dari hasil observasi tim wartawan juga perlu mela porkan bahwa, disaat waduk penampungan dan penyerapan air tempoe duloe itu, masih milik PTP N-I, sangat asiri dan teduh. Setelah lokasi tersebut milik Pemkot Langsa, berubah menjadi gersang dan dilokasi tan dus itu sedang dibagun tempat wisata berupa, danau buatan dan taman bunga. (Yd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *