Nasional

Batam Terancam Banjir Berulang, Normalisasi Drainase Jadi Solusi Utama

13
×

Batam Terancam Banjir Berulang, Normalisasi Drainase Jadi Solusi Utama

Sebarkan artikel ini
Kondisi usai banjir akibat hujan deras di Kota Batam, Senin (14/10/2024). (pelitaharian.id/Foto: ist).

Batam, pelitaharian.id – Kota Batam kembali menghadapi tantangan serius akibat banjir berulang, terutama saat curah hujan tinggi seperti yang terjadi pada Senin, 14 Oktober 2024. Dalam upaya mengatasi hal ini, normalisasi drainase menjadi fokus utama pemerintah kota.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Batam, Suhar, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan puluhan alat berat untuk mempercepat proses normalisasi di wilayah-wilayah yang paling rentan terhadap banjir. “Kami sudah menyiapkan berbagai peralatan untuk mempercepat normalisasi di kawasan rawan banjir,” ujar Suhar pada Senin, 14 Oktober 2024.

Menurut Suhar, banyak wilayah di Batam berada di dataran rendah dengan elevasi yang tidak jauh dari permukaan laut. Hal ini menjadi salah satu penyebab utama ketidakmampuan drainase kota dalam mengalirkan air dengan cepat, terutama saat terjadi hujan deras. Ia menambahkan bahwa saat ini ada sekitar 20 titik di Batam yang dikenal sebagai daerah rawan banjir.

Pada hari yang sama, curah hujan tinggi yang melanda Batam mengakibatkan banjir di beberapa kawasan seperti Batam Center, Bengkong, Nagoya, Tembesi, dan Batu Aji. Genangan air merendam rumah-rumah warga dan mengakibatkan arus lalu lintas di sejumlah jalan utama terhambat.

Solusi untuk Mengatasi Banjir

Suhar menegaskan bahwa untuk mengatasi banjir di Batam, dua solusi utama harus diterapkan. Pertama, meningkatkan kapasitas saluran air untuk mengalirkan air dengan lebih cepat. Kedua, memperbaiki sistem pembuangan air ke laut dengan menggunakan mesin pompa.

“Mengandalkan sistem gravitasi dan hanya memperlebar drainase tidak akan cukup untuk mengatasi masalah ini. Kita perlu pompa air untuk mencegah genangan air,” kata Suhar.

Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak banjir dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Batam yang kerap terdampak.

Dampak Hujan Deras 14 Oktober 2024

Hujan deras yang mengguyur Batam pada 14 Oktober 2024 menimbulkan dampak yang signifikan. Sejumlah kawasan, termasuk Batam Center dan Batu Aji, terendam air dalam waktu singkat. Banyak rumah warga mengalami kerusakan, dan aktivitas harian terganggu. Warga di beberapa wilayah terpaksa menunda kegiatan mereka akibat banjir yang merendam jalanan.

Tak hanya warga, banjir ini juga mempengaruhi arus lalu lintas di jalan-jalan utama. Pengendara harus berhati-hati karena genangan air yang tinggi dapat menyebabkan kendaraan mogok. Beberapa ruas jalan bahkan macet total akibat derasnya air yang mengalir di permukaan jalan.

DBMSDA Batam pun menyatakan bahwa curah hujan ekstrem pada hari tersebut mengungkap kelemahan infrastruktur drainase kota, sehingga langkah-langkah perbaikan mendesak harus dilakukan.

Analisis BMKG Tentang Banjir di Batam

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan analisis terkait hujan deras yang melanda Batam pada 14 Oktober 2024. Mereka mencatat bahwa hujan dengan intensitas tinggi ini disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang berkembang di sekitar perairan Batam. Akibatnya, curah hujan tercatat jauh di atas rata-rata, yang memicu banjir di berbagai titik seperti Batam Center, Bengkong, dan Nagoya.

BMKG juga menyoroti bahwa kondisi geografis Batam, yang sebagian besar berada di dataran rendah, memperburuk situasi ketika terjadi hujan deras. Sistem drainase yang tidak optimal menjadi faktor utama yang menyebabkan air hujan sulit mengalir keluar.

BMKG mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat dalam beberapa hari ke depan. “Kami memprediksi cuaca ekstrem masih akan berlanjut. Masyarakat perlu mempersiapkan diri dan menghindari daerah rawan banjir,” ujar BMKG dalam pernyataan resminya.

Langkah Antisipasi

BMKG merekomendasikan pemerintah daerah untuk segera meningkatkan kapasitas drainase kota dan memperbaiki sistem pembuangan air ke laut. Selain itu, diperlukan edukasi yang lebih intensif kepada masyarakat terkait langkah-langkah yang harus diambil saat menghadapi cuaca ekstrem, guna meminimalisir dampak banjir di masa depan.

Melalui upaya normalisasi drainase dan peningkatan infrastruktur yang lebih baik, diharapkan Kota Batam dapat lebih siap menghadapi tantangan perubahan iklim dan mencegah banjir berulang yang kerap terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *