Harimau Sumatera
MEDAN, Pelitaharian.id – Anggota DPRD Sumut Sugianto Makmur Amd Li minta pemerintah baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan masyarakat bersama-sama mengatasi Harimau Sumatera yang lepas masuk desa di Kabupaten Langkat guna menghindari keresahan masyarakat, sekaligus mematikan hewan liar tersebut tidak dibunuh, karena Harimau Sumatera termasuk hewan langka dijaga kepunahannya.
“Kita minta pemerintah mencarikan solusi menyelamatkan Harimau Sumatera masuk kampung warga tidak dibunuh dan ternak-ternak warga aman,”ujar anggota DPRD Sumut dari dapil Sumut XII meliputi Kabupaten Langkat Sugianto Makmur Amd Li kepada wartawan, Sabtu (23/1/2021) di Medan.
Sugianto Makmur mengatakan, masalah Harimau Sumatera yang keluar dari hutan habitatnya masuk ke kampung di Desa Lau Damak dan Desa Meranti Timur Kecamatan Bahorok meresahkan warga, perlu segera dilakukan penanganan, karena konflik hewan liar dengan manusia memang serba salah, harus dicari solusi yang tepat, tanpa merugikan warga dan Harimau Sumatera selamat dari kepunahannya.
Disebutkannya, Harimau kembali ke hutan Desa Meranti Timur setelah beraksi pada malam hari di kampung warga. Sedangkan jumlah harimau masih dianalisa pihak BKSDA Sumut. “Biasanya hewan liar cenderung masuk ke perkampungan, kemungkinan karena lapar dan sudah lemah (tua, cacat atau sakit). Kondisi semacam itu, harusnya Balai Besar KSDA Sumut melakukan antisipasi jauh sebelumnya, agar ternak-ternak warga sekitar hutan tersebut aman,”ujarnya.
Berdasarkan informasi dari Kabid Teknis Bala Besar KSDA Sumut Ir.Irzal Azhar MSi, lanjut Sugianto Makmur, BKSDA Sumut sudah melakukan segala upaya bersama stakeholders, antara lain penghalauan, pemasangan kandang jebak, pemasangan camera trap, penyuluhan agar masyarakat mengkandangkan ternaknya dan lainnya. Koordinasi dengan Sekda Langkat juga telah dilakukan, serta akan koordinasi dengan pihak Kecamatan Bahorok dan Dinas peternakan setempat.
Karena itu, kata anggota Komisi B DPRD Sumut ini, perangkat desa atau camat setempat agar memerintahkan masyarakatnya tidak melepas ternaknya dan harus dikandangkan. Banyaknya ternak yang dilepas, menarik minat Harimau Sumatera yang masih anak-an atau remaja sedang berlatih berburu untuk menerkam, juga memancing Harimau keluar dari habitatnya berbatasan dengan tempat penggembalaan hewan. “Ada beberapa kemungkinan, Harimau keluar dari hutan, karena habitatnya menyempit, mangsanya berkurang seperti babi hutan dan lainnya, juga disebabkan maraknya perburuan,” ungkapnya.
Sugianto Makmur menyebutkan, masalah Harimau Sumatera yang sempat meresahkan warga kampung sekitar hutan habitat harimau tersebut dibahas antara Pemkab Langkat dan Kepala Balai BKSD Sumut. Dari rapat itu membuahkan hasil riel, seperti ternak dikandangkan, penghalauan Harimau Sumatera bersama instansi instansi, pemasangan kandang jebak, lakukan sosialisasi, pembuatan pos jaga dan perhutanan sosial dengan masyarakat. “Kita juga berharap alat-alat penyelamat Harimau juga perlu disediakan dan dilengkapi,” ujarnya.
Sugianto berharap hasil pertemuan Pemkab dan BKSDA meminta warga masyarakat agar tidak membunuh Harimau Sumatera yang masuk kampung, khususnya para pemburu hewan agar membatasi perburuan di hutan-hutan, supaya keseimbangan alam tetap ada dan Harimau tetap punya makanan. “Jangan setelah jatuh korban dan Harimau dibunuh warga baru ditangani. Sayang kalau ada yang mati, karena Harimau Sumatera termasuk hewan liar yang sudah langka, harus dijaga kelestariannya,” katanya.
Anggota dewan dari PDI Perjuangan ini juga telah mengkonfirmasi masalah Harimau Sumatera masuk ke kampung kepada Camat Bahorok telah membuat 2 perangkap untuk evakuasi Harimau Sumatera di Desa Lau Damak Kecamatan Bahorok. Pihak camat bersama perangkat desa juga sudah mensosialisasikan dan menghimbau warga agar mengkandangkan ternak di malam hari. Dimana kandang dibuat dinas terkait, sedangkan lahan dari warga. Pihak camat juga telah menyurati Balai Besar KSDA segera mengevakuasi Harimau Sumatera.(cut)